A. Pengertian
Kurikulum
Kurikulum adalah perangkat mata pelajaran dan
program pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga penyelenggara pendidikan
yang berisi rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada peserta pelajaran
dalam satu periode jenjang pendidikan. Penyusunan perangkat mata pelajaran ini
disesuaikan dengan keadaan dan kemampuan setiap jenjang pendidikan dalam
penyelenggaraan pendidikan tersebut serta kebutuhan lapangan kerja.
Lama waktu dalam satu kurikulum biasanya disesuaikan
dengan maksud dan tujuan dari sistem pendidikan yang dilaksanakan. Kurikulum
ini dimaksudkan untuk dapat mengarahkan pendidikan menuju arah dan tujuan yang
dimaksudkan dalam kegiatan pembelajaran secara menyeluruh.
Menurut UU No.2 tahun 1989 kurikulum yaitu seperangkat
rencana dan peraturan, mengenai isi dan bahan pelajaran, sertacara yang
digunknnya dalam menyelenggarakan kegiatn belajar mengajar. Bayak pendapat
mengenai arti kurikulum, Namun inti kurikulum sebenarny6a adalah pengalaman
belajar yang banyak kaitannya dengan melakukan brrbagai kegiatan, interaksi
sosial, di lingkungan sekolah, proses kerja sama dengan kelompok, bahkan
interaksi denagn lingkungan fisik seperti gedung sekolah dan ruang sekolah.
Dengan demikian pengalaman itu bukan sekedar mempelajari mata pelajaran,tetapi
yang terpenting adalah pengalamankehidupan.
B. Komponen
kurikulum
Salah satu fungsi kurikulum ialah sebagai alat untuk
mencapai tujuan pendidikan yang pada dasarnya kurikulum memiliki komponen pokok
dan komponen penunjang yang saling berkaitan dan berinteraksi satu sama lainnya
dalam rangka mencapai tujuan tersebut. Komponen merupakan satu sistem dari
berbagai komponen yang saling berkaitan dan tidak bisa dipisahkan satu sama
lainnya, sebab kalau satu komponen saja tidak ada atau tidak berjalan
sebagaimana mestinya.
Para ahli berbeda pendapat dalam menetapkan
komponen-komponen kurikulum. Ada yang mengemukakan 5 komponen kurikulum dan ada
yang mengemukakan hanya 4 komponen kurikulum. Untuk mengetahui pendapat para
ahli mengenai komponen kurikulum berikut Subandiyah (1993: 4-6) mengemukakan
ada 5 komponen kurikulum, yaitu:
a. komponen
tujuan;
b. komponen
isi/materi;
c. komponen
media (sarana dan prasarana);
d. komponen
strategi dan;
e. komponen
proses belajar mengajar.
Sementara Soemanto
(1982) mengemukakan ada 4 komponen kurikulum, yaitu:
a. Objective
(tujuan);
b. Knowledges
(isi atau materi);
c. School
learning experiences (interaksi belajar mengajar di sekolah) dan;
d. Evaluation
(penilaian).
Pendapat tersebut diikuti oleh Nasution (1988),
Fuaduddin dan Karya (1992), serta Nana Sudjana (1991: 21). Walaupun istilah
komponen yang dikemukakan berbeda, namun pada intinya sama yakni:
a. Tujuan;
b. Isi
dan struktur kurikulum;
c. Strategi
pelaksanaan PBM (Proses Belajar Mengajar), dan:
d. Evaluasi.
C. Fungsi
Kurikulum
Kurikulum
dalam pendidikan memiliki beberapa fungsi sebagai berikut:
a. Fungsi
kurikulum dalam rangka mencapai tujuan pendididkan Fungsi kurikulum dalam
pendidikan tidak lain merupakan alat untuk mencapai tujuan pendididkan.dalam
hal ini, alat untuk menempa manusia yang diharapkan sesuai dengan tujuan yang
diharapkan. Pendidikan suatu bangsa dengan bangsa lain tidak akan sama karena
setiap bangsa dan Negara mempunyai filsafat dan tujuan pendidikan tertentu yang
dipengaruhi oleh berbagai segi, baik segi agama, idiologi, kebudayaan, maupun
kebutuhan Negara itu sendiri. Dengan demikian, dinegara kita tidak sama dengan
Negara-negara lain, untuk itu, maka:
a) Kurikulum
merupakan alat untuk mencapai tujuan pendidikan nasional,
b) Kuriulum
merupakan program yang harus dilaksanakan oleh guru dan murid dalam proses
belajar mengajar, guna mencapai tujuan-tujuan itu,
c) kurikulum
merupakan pedoman guru dan siswa agar terlaksana proses belajar mengajar dengan
baik dalam rangka mencapai tujuan pendidikan.
b. Fungsi
Kurikulum Bagi Sekolah yang Bersangkutan Kurikulum Bagi Sekolah yang
Bersangkutan
mempunyai fungsi sebagai berikut:
a) Sebagai
alat mencapai tujuan pendidikan yang diinginkan
b) Sebagai
pedoman mengatur segala kegiatan sehari-hari di sekolah tersebut, fungsi ini
meliputi:
ý Jenis
program pendidikan yang harus dilaksanakan
ý Cara
menyelenggarakan setiap jenis program pendidikan
ý Orang
yang bertanggung jawab dan melaksanakan program pendidikan.
c. Fungsi
kurikulum yang ada di atasnya
a) Fungsi
Kesinambungan Sekolah pada tingkat atasnya harus mengetahui kurikulum yang
dipergunakan pada tingkat bawahnya sehingga dapat menyesuaikan kurikulm yang
diselenggarakannya.
b) Fungsi
Peniapan Tenaga Bilamana sekolah tertentu diberi wewenang mempersiapkan tenaga
guru bagi sekolah yang memerlukan tenaga guru tadi, baik mengenai isi,
organisasi, maupun cara mengajar.
d. Fungsi
Kurikulum Bagi Guru Guru tidak hanya berfungsi sebagai pelaksana kurikulum
sesuai dengan kurikulum yang berlaku, tetapi juga sebagai pengembanga kurikulum
dalam rangaka pelaksanaan kurikulum tersebut.
e. Fungsi
Kurikulum Bagi Kepala Sekolah Bagi kepala sekolah, kurikulum merupakan
barometer atau alat pengukur keberhasilanprogram pendidikan di sekolah yang
dipimpinnya. Kepala sekolah dituntut untuk menguasai dan mengontrol, apakah
kcegiatan proses pendidikan yang dilaksanakan itu berpijak pada kurikulum yang
berlaku.
f. Fungsi
Kurikulum Bagi Pengawas (supervisor) Bagi para pengawas, fungsi kurikulumdapat
dijadikan sebagai pedoman, patokan, atau ukuran dan menetapkan bagaimana yang
memerlukan penyempurnaan atau perbaikan dalam usaha pelaksanaan kurikulum dan
peningkatan mutu pendidikan.
g. Fungsi
Kurikulum Bagi Masyarakat Melalui kurikulum sekolah yang bersangkutan,
masyarakat bisa mengetahui apakah pengetahuan, sikap, dan nilaiserta
keterampilan yang dibutuhkannya relevan atau tidak dengan kuri-kulum suatu
sekolah.
h. Fungsi
Kurikulum Bagi Pemakai Lulusan Instansi atau perusahaan yang memper-gunakan
tenaga kerja yang baik dalamarti kuantitas dan kualitas agar dapat meningkatkan
produk-tivitas.
D. Konsep
Dasar Kurikulum
Kurikulum menurut saya adalah rencana, petunjuk dan
pedoman yang digunakan dalam pendidikan. Kurikulum berisikan tujuan pendidikan
yang ingin dicapai dengan isi yang disesuaikan dengan tujuan serta metode yang
digunakan dalam penyampaiannya. Evaluasi untuk menguji apakah tujuan yang
terdapat dalam kurikulum dapat tercapai atau belum. Kurikulum sebagai suatu
ide/konsep, rencana yang menjadi panduan dalam penyelenggaraan proses belajar
mengajar serta kurikulum sebagai hasil belajar yang menjadi ukuran keberhasilan
pendidikan.Jika sebuah lembaga pendidikan dalam pembelajaran tidak mengggunakan
kurikulum.
a. Pendidikan
tidak akan mampu menyesuaiakan dengan lingkungan masyarakat.Dengan kurikulum
akan mampu menciptakan individu yang bisa menyesuaikan dengan kondisi
masyarakat. Pendidikan akan mamapu mengimbangi kondisi masyarakat yang dinamis.
b. Tidak
akan terpadu antara individu atau individu dengan masyarakat. Karena tanpa
kurikulum tidak ada hubungan yang harmonis, kerjasama serta pemecahan masalah
cenderung diselesaikan sendiri. Tak ada integrasi anatara pendidikan dengan
norma-norma yang berlaku dalam masyarakat.
c. Potensi
yang ada dalam peserta didik kurang dapat dikembangkan, tanpa kurikulum
keunikan peserta didik akan terabaikan. Dengan kurikulum akan mampu mendorong
peserta didik untuk berpikir kritis dan kreatif.
d. Peserta
didik tidak akan memilki persiapan untuk hidup ditengah kehidupan
sosial,pendidikan yang diperoleh tidak memeberikan pengalaman-pengalaman yang
digunakan untuk bekal hidup bermasyarakat.
e. Tugas
perkembangan peserta didik tidak berkembang dengan baik dan lancar. Pelayanan
terhadap kebutuhan anak tidak akan bisa tepat dan maksimal, sehingga
pengembangan bakat dan minat peserta didik kurang.
f. Pendidikan
tidak akan mampu menemukan kelemahan yang dialami lewat ujian. Tanpa kurikulum
akan menebabkan peserta didik tidak mampu memahami dirinya, mengarahkan
dirinya, mengembangangkan diri dan menysesuaikan dengan masyarakat.
E. Kelebihan
Dan Kelemahan Kurikulum
Kelebihan
dan kelemahan penerapan model pembelajaran yang berorientasi kepada hak azazi
anak
Kelebihan:
a. Semua
hak anak untuk mendapatkan pendidikan yang layak akan terwujud, karena tanpa
membeda-bedakan semua pendidikan diberikan kepada seluruh anak.
b. Tidak
ada jurang pemisah antara anak, karena semua diberi pelayanan yang samasesuai
dengan kebutuhannya.
c. Terjadi
hubungan yang harmonis antara peserta didik (anak) karena mereka dapatbekerja
sama dan berinteraksi dalam pendidikan yang baik.
d. Menguatkan
mereka yang lemah dan menjadikan tidak sombong mereka yang lebih,semuanya akan
dapat memahami dirinya sendiri-sendiri yang memiliki kelebihan dan kekurangan
sendiri-sendiri.
Kelemahan:
a. Kesulitan
untuk mengembangkan model pembelajaran, karena heterogennya peserta didik.
b. Membutuhkan
lebih banyak waktu dan tenaga untuk mengembangakannya.
c. Rentan
terjadi ketidak puasan jika sedikit saja kebutuhan tidak dipenuhi.
F. Azas
Yang Diperhatikan Dalam Pengembangan Kurikulum
a. Azas
Filosofi
Azas filosofi merupakan azas yang berkaitan dengan
pandangan ke depan “What man can become?”akan menjadi apa seseorang di masa
depan. Pengembangan kurikulum harus melihat ke depan, akan dijadikan seperti
apa anak-anak kelak, sehingga dalam langkah pengembangan kurikulum lebih terarah
dan dapat mencapai tujuan seperti yang telah dirumuskan. Azas ini tentunya
memperhatikan bagaimana perkembangan yang terjadi di masyarakat secara global
sehingga lulusan yang dihasilakan dapat diterima oleh masyarakat sebagai
pengguna output. Rendahnya moralitas sekarang ini merupakan satu contoh
kegagalan kurikulum yang diterapkan, karena kurangnya perhatian terhadap aspek
moral yang dikembangkan masih berorientasi pada pencapaian hasil belajar semata
yaitu nilai ujian yang tinggi.
b. Azas
Sosiologi
Azas sosiologi berkaitan dengan nilai-nilai yang ada
di lingkungan masyarakat sekitar, karena sekolah merupakan bagian dari
masyarakat sehingga dalam pengembangan kurikulumnya harus memperhatikan
nilai-nilai yang ada di masyarakat secara luas. Dari hasil dan proses
pendidikan formal akan dihasilakan output yang sadar dan paham akan nilai-nilai
yang ada di masyarakat sehingga nantinya dapat menjadi “ agent of social change
(agen perubah nilai-nilai sosial tentunya ke arah yang lebih baik)” dan
“conservation of value (mengkonservasi nilai-nilai menuju pada suatu tatanan
masyarakat sosial yang harmonis dan lebih baik)”.
c. Azas
Psikologi
Bahwa dalam pengembangan kurikulu harus
memperhatikan aspek perkembangan peserta didik yaitu psikis, fisik, dan belajar
peserta didik sehingga benar-benar akan dapat menjadikan peserta didik
berkembang secara optimal sesuai dengan bakat dan minat. Hal ini berkaitan
dengan “how to teach” bagaimana guru mengajar berkaiatan dengan rancangan
pembelajaran yang disusun, metode, dan media pembelajaran agar sesuai dengan
taraf perkembangan peserta didik.
d. Azas
Organisatoris
Azas
organisatoris mengacu pada organisasi kurikulum.
e. Azas
Yuridis
Bahwa dalam Negara hukum untuk dapat melaksanakan
kurikulum perlu adanya payung hukum sebagai asas legalitas dan keabsahan
kurikulum. Contoh UU Sisdiknas No 20 Tahun 2003.
G. Prinsip-Prinsip
Yang Harus Diperhatikan Dalam Pengembangan Kurikulum
a. Prinsip
Relevansi
Prinsip relevansi adalah kedekatan hubungan. Apabila
dikaitkan denganpendidikan dengan masyarakat maka harus memilki keterkaitan
yang erat sehingga hasil pendidikan yang diperoleh akan berguna bagi kehidupan
peserta didik di masyarakat.Prinsip relevansi menurut Soetopo & Soemanto
bahwa relevansi kurikulum :
a) Pertama
: relevansi pendidikan dengan lingkungan anak didik. Hal ini berkaitan dengan
isi tau muatan kurikulum seperti bahan pengajaran hendaknya disesuaikan dengan
kehidupan anak didik.
b) Kedua
: relevansi pendidikan dengan kehidupan yang akan dating. Materi atau bahan
yang diajarkan akan bermanfaat bagi kehidupan anak didik di masa yang akan
datang.
c) Ketiga
: relevansi dunia pendidikan dengan dunia kerja. Kurilukum diakitkan dengan
dunia kerja.
d) Keempat
: Relevansi pendidikan dengan ilmu pengetahuan. Kurikulum mampu memberikan
peluang dan kesmpatan kepada anak didik untuk dapat mengembangkan ilmu
pengetahuan dan teknologi.
b. Prinsip
Fleksibilitas
Artinya bahwa kurikulum yang dikembangkan harus
memilki ruang gerak yang memberikan kebebasan dalam bertindak. Dalam hal ini
berkaitan dengan fleksibilitas dalam memilih program pendidikan dan
fleksibilitas dalam pengembangan program pembelajaran.
c. Prinsip
Efisiensi
Prinsip efisiensi terkait dengan usaha, biaya,
waktu, dan tenaga yang digunakan dalam proses pembelajaran dapat membuahkan
proses dan hasil belajar yang optimal. Jadi dalam pengembangan kurikulum harus
efisien, sehingga seperti yang terjadi di pendidikan kita dengan
berubah-ubahnya kurikulum malah justru semakin membingungkan pelaksana
pendidikan yaitu guru.
d. Prinsip
efektivitas
Prinsip efektivitas adalah sejauh mana perencanaan
kurikulum dapat dicapai sesuai dengan keinginan yang telah ditentukan.
Efektivitas kurikulum berkaitan dengan proses mengajar pendidik, dan proses
belajar peserta didik.
e. Prinsip
Kesinambungan
Prinsip kesinambungan dalam pengembangan kurikulum
menunjukkan adanya keterkaitan antara tingkat pendidikan, jenis dan program
pendidikan, serta bidang studi. Pertama kesinambungan di antara berbagai
tingkat sekolah yang menyangkut bahan pelajaran yang diperlukan untuk belajar
lebih lanjut pada tingkat pendidikan yang lebih tinggi sudah diajarkan pada
tingkat pendidikan sebelumnya, dan bahan pelajaran yang sudah diajarkan pada
tingkat yang lebih rendah tidak diajarkan lagi pada tingkat yang lebih tinggi,
sehingga tidak terjadi tumpang tindih bahan pelajaran. Kedua, kesinambungan
diantara berbagai bidang studi yang berkaitan dengan hubungan antara bidang
studi yang satu dengan yang lain.
f. Prinsip
berorientasi tujuan
Bahwa langkah awal sebelum memilih dan mengembangkan
komponen-komponen kurikulum aialah menetapkan tujuan. Kemudian komponen
kurikulum lainnya dipilih dan dikembangkan dalam rangka mencapai tujuan
tersebut.
Dosen : Dr.c Dirgantara Wicaksono,CH,CHt,S,Pd,M,Pd,MM.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬
BalasHapusSemoga indonesia nggak sering ganti kurikulum karen buatnya pasti makan waktu kalau diliat dari azas-azasnya.
▬▬▬▬▬▬▬▬▬▬ஜ۩۞۩ஜ▬▬▬▬▬▬▬▬▬