Blogger Widgets

Minggu, 31 Mei 2015

Supervisi Klinis



A.    Pengertian Supervisi Klinis
Secara umum supervisi klinis diartikan sebagai bentuk bimbingan profesional yang diberikan kepada guru berdasarkan kebutuhannnya melalui siklus yang sistematis. Siklus sistematis ini   meliputi: perencanaan, observasi yang cermat atas pelaksanaan dan pengkajian hasil observasi dengan segera dan obyektif tentang penampilan mengajarnya yang nyata.
Jika dikaji berdasarkan istilah dalam “klinis”, mengandung makna: (1) Pengobatan (klinis) dan (2) Siklus, yaitu serangkaian kegiatan yang merupakan daur ulang. Oleh karena itu makna yang terkandung dalam istilah klinis merujuk pada unsur-unsur khusus, sebagai berikut:
1.    Adanya hubungan tatap muka antara pengawas dan guru didalam proses supervisi.
2.    Terfokus pada tingkah laku yang sebenarnya didalam kelas.
3.    Adanya observasi secara cermat.
4.    Deskripsi pada observassi secara rinci.
5.    Pengawas dan guru bersama-sama menilai penampilan guru.
6.    Fokus observasi sesuai dengan permintaan kebutuhan guru.

B.    Perbedaan Supervisi Klinis dan Supervisi Pendidikan
Ada perbedaan yang diulas dari dua macam supervisi ini yaitu untuk supervisi pendidikan sifatnya lebih umum dan kompleks sehingga format supervisi yang ada lebih luas tidak hanya menyangkut pengajaran saja.
Sedangkan untuk supervisi klinis sifatnya lebih kearah yang khusus dan terbatas pada aspek tertentu yang dibutuhkan dalam pengajaran guru. Supervisi klinis adalah bentuk bantuan profesioanl yang diberikan pada guru berdasarkan kebutuhan dengan beberapa siklus tertentu.
Siklus yang ada pada desain supervisi ini melibatkan guru sebagai target utama, tetapi sesuai dengan kebutuhan yang guru rasakan masih sangat kurang. Ada tiga siklus dalam pelaksanaan supervisi klinis, meliputi pertemuan awal, observasi, dan pertemuan balikan. Aplikasi ini dilakukan dengan beberapa langkah pendekatan oleh guru untuk pelaksanaan supervisi dilapangan.
Seorang supervisor untuk hal ini perlu melakukan kajian ulang tentang segala hal yang dialami guru atau karakteristik guru itu sendiri. Dalam supervisi klinis ada tiga prinsip yang harus diketahui supervisor, yaitu interaktif, demokratif, dan terpusat pada guru (Acheson dan Gall, 1987). Prinsip ini berbeda dengan siklus, dimana prinsip ini menjadi dasar pengetahuan sebelum melakukan supervisi sedangkan siklus hanya dilakukan ketika pelaksanaan supervisi menyangkut format dll.
Selain prinsip itu, kepala sekolah perlu memperhatikan prisnsip tambahan seperti hubungan antara guru dan supervisor sifatnya interaktif daripada direktif, penentuan tindakan dilakukan secara demokratik, terpusat pada guru (pelaksanaa supervisi), pemberian balikan dengan rekaman yang cermat, supervisi bukan instruksi tapi bantuan, supervisi dilakukan sesuai kontrak. Dari perencanaan tersebut, maka supervisi yang akan dilaksanakan supervisor dapat dikatakan sesuai prosedur atau tingkat efektifitasnya tinggi.
Jika disimak dari beberapa fungsi serta tahapan tersebut, maka supervisi yang cocok untuk dilakukan pada guru adalah supervisi klinis bukan supervisi pendidikan, hal ini sesuai dengan kajian proporsi supervisi yang dibutuhkan. Seperti dikatakan Sergivanni dan Starrat dalam buku supervisi klinis Dra. Maisyaroh, M. Pd bahwa supervisi klinis memang berbeda dengan supervisi pendidikan (supervisi non klinis).
Terdapat beberapa perbedaan signifikan antara lain seperti tabel dibawah, No Aspek Supervisi Klinis Supervisi Non Klinis 1 Prakarsa dan tanggung jawab guru supervisor 2 Hubungan supervisor dengan guru Kolegial sederajat dan interaktif Hubungan atasan bawahan yang birokratis 3 Sifat Bantuan demokratis Otoriter 4 sasaran Diajukan guru dengan kajian dan kontrak bersama Sesuai keinginan supervisor 5 Ruang lingkup terbatas luas 6 Tujuan Bimbingan analitik dan deskriptif evaluatif 7 Peran supervisor Banyak bertanya pada guru Banyak memberi tahu dan mengarahkan Dari penjabaran tabel diatas akan memudahkan referensi kepala sekolah dalam menjalankan supervisi.
Kajian-kajian tersebut membuka pemikiran desain supervisi yang perlu dilakukan pada guru untuk keperluan sekolah. Dalam pelaksanaan di sekolah, kebanyakan supervisi yang dilakukan adalah supervisi klinis, ini dikarenakan fungsi utama supervisi klinis lebih mengarah pada kinerja pengajaran guru dibanding dengan konten supervisi pendidikan / non klinis yang cenderung meluas.
Kepala sekolah memang diharapkan dapat membantu kualitas pengajaran guru dengan baik, sehingga peranannya sangat penting sebagai seorang supervisor, terlebih lagi keharusan kepala sekolah untuk memahami konsep supervisi yang akan dijalankan. Secara garis besar, kepala sekolah harus bisa meletakkan bagian mana untuk supervsi klinis dan mana untuk non klinis, serta memahami pula supervisi mana yang akan dilakukan, supervisi klinis atau pendidikan.
Dari hal tersebut akan didapat hasil supervisi yang isinya lebih efektif untuk pengembangan sekolah atau peningkatan kualitas pendidik. Desain supervisi ini menjadi referensi kepala sekolah dalam menentukan kemajuan pendidikan, substansi pendidikan yang menjadi pengembangan metode pendidikan, dan nantinya lebih menuju ke arah hasil output yang berhasil.

C.   Karakteristik Supervisi Klinis
Merujuk pada pengertian yang telah dipaparkan, terdapat beberapa karakteristik supervisi klinis, yaitu:
1.    Perbaikan dalam mengajar mengharuskan guru mempelajari keterampilan intelektual dan bertingkah laku berdasarkan keterampilan tersebut.
2.    Fungsi utama supervisor adalah mengajar keterampilan-keterampilan kepada guru.
3.    Fokus supervisi klinis adalah:
-       Perbaikan cara mengajar dan bukan mengubah kepribadian guru.
-       Dalam perencanaan pengajaran dan analisisnya merupakan pegangan supervisor dalam memperkirakan perilaku mengajar guru.
-       Pada sejumlah keterampilan mengajar yang mempunyai arti penting bagi pendidikan dan berada dalam jangkauan guru.
-       Pada analisis yang konstruktif dan memberi penguatan (reinforcement) pada pola-pola atau tingkah laku yang berhasil daripada “mencela” dan “menghukum” pola-pola tingkah laku yang belum sukses.
-       Didasarkan pada bukti pengamatan dan bukan atas keputusan penilaian yang tidak didukung oleh bukti nyata.
4.    Siklus dalam merencanakan, mengajar dan menganalisis merupakn suatu komunitas dan dibangun atas dasar pengalaman masa lampau.
5.    Supervisi klinis merupakan suatu proses memberi dan menerima informasi yang dinamis dimana supervisor dan guru merupakan teman sejawat didalam mencari pengertian bersama mengenai proses pendidikan.
6.    Proses supervisi klinis terutama berpusat pada interaksi verbal mengenai analisis jalannya pelajaran.
7.    Setiap guru mempunyai kebebasan maupun tanggung jawab untuk mengemukakan pokok-pokok persoalan, menganalisis cara mengajarnya sendiri dan mengembangkan gaya mengajarnya.
8.    Supervisor mempunyai kebebasan dan tanggung jawab untuk menganalisis dan mengevaluasi cara supervisi yang dilakukannya dengan cara yang sama seperti ketika ia menganalisis dan mengevaluasi cara mengajar guru.

D.   Tujuan Supervisi Klinis
1.    Tujuan umum
Secara umum Supervisi klinis bertujuan untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan mengajar guru di kelas. Hubungan ini supervisi klinis merupakan kunci untuk meningkatkan kemampuan professional guru.
2.    Tujuan khusus
Secara khusus Supervisi klinis bertujuan untuk:
a.    Menyediakan suatu balikan yang objektif dalam kegiatan mengajar yang dilakuakan guru dengan berfokus terhadap:
1)    Kesadaran dan kepercayaan diri dalam mengajar.
2)    Keterampilan-keterampilan dasar mengajar yang diperlukan.
3)    Mendiagnosis dan membantu memecahkan masalah-masalah pembelajaran.
b.    Membantu guru mengembangkan keterampilan dalam menggunakan strategi-strategi pembelajaran.
c.    Membantu guru mengembangkan diri secara terus menerus dalam karir dan profesi mereka secara mandiri.

E.    Prinsip-prinsip Supervisi Klinis
Dalam supervisi klinis terdapat sejumlah prinsip umum yang menjadi landasan praktek, antara lain:
1.      Hubungan antara supervisor dengan guru adalah hubungan kolegial yang sederajat dan bersifat interaktif. Hubungan semacam ini lebih dikenal sebagai hubungan antara tenaga professional berpengalaman dengan yang kurang berpengalaman, sehingga terjalin dialog professional yang interaktif dalam suasana yang intim dan terbuka. Isi dialog bukan pengarahan atau instruksi dari supervisor/pengawas melainkan pemecahan masalah pembelajaran.
2.      Diskusi antara supervisor dan guru bersifat demokratis, baik pada perencanaan pengajaran maupun pada pengkajian balikan dan tindak lanjut. Suasana demokratis itu dapat terwujud jika kedua pihak dengan bebas mengemukakan pendapat dan tidak mendominasi pembicaraan serta memiliki sifat keterbukaan untuk mengkaji semua pendapat yang dikemukakan didalam pertemuan tersebut dan pada akhirnya keputusan ditetapkan atas persetujuan bersama.
3.      Sasaran supervisi terpusat pada kebutuhan dan aspirasi guru serta tetap berada didalam kawasan (ruang lingkup) tingkah laku gurudalam mengajar secara aktual. Dengan prinsip ini guru didorong untuk menganalisis kebutuhan dan aspirasinya didalam usaha mengembangkan dirinya.
4.      Pengkajian balikan dilakukan berdasarkan data observasi yang cermat yang didasarkan atas kontrak serta dilaksanakan dengan segera. Dari hasil analisis balikan itulah ditetapkan rencana selanjutnya.
5.      Mengutamakan prakarsa dan tanggung jawab guru baik pada tahap perencanaan, pengkajian balikan bahkan pengambilan keputusan dan tindak lanjut. Dengan mengalihkan sedini mungkin prakarsa dan tanggung jawab itu ke tangan guru diharapkan pada gilirannya kelak guru akan tetap mengambil prakarsa untuk mengembangkan dirinya.

Prinsip-prinsip supervisi klinis diatas membawa implikasi bagi kedua belah pihak (supervisor dan guru).
1.    Implikasi bagi supervisor antara lain:
a.    Memiliki keyakinan akan kemampuan guru untuk mengembangkan dirinya serta memecahkan masalah yang dihadapinya.
b.    Memiliki sikap terbuka dan tanggap terhadap setiap pendapat guru.
c.    Mau dan mampu memperlakukan guru sebagai kolega yang memerlukan bantuannya.
2.     Implikasi bagi guru antara lain:
a.    Perubahan sikap dari guru sebagai seseorang yang mampu mengambil prakarsa untuk menganalisis dan mengembangkan dirinya.
b.    Bersikap terbuka dan obyektif dalam menganalisis dirinya.



Pengembangan PKN di SD 
Dosen : Dr.c Dirgantara Wicaksono,CH,CHt,S,Pd,M,Pd,MM.

Rabu, 27 Mei 2015

MODEL PEMBELAJARAN IMMERSED

BAB 1
PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang
Bila mencermati kegiatan belajar mengajar di sekolah dewasa ini, belum banyak sekolah yang menerapkan model pembelajaran terpadu. Padahal pembelajaran terpadu itu sendiri bisa melahirkan pelajar – pelajar bermutu yang kompeten dan nantinya dunia pendidikan di Indonesia tak lagi dipandang sebelah mata oleh bangsa – bangsa maju di dunia bahkan mampu sejajar dengan dan bersaing dengan mereka.
Dalam implementasinya isi Tujuan Pendidikan Nasional belum diterapkan secara terpadu antara nilai – nilai ajaran agama dengan pengetahuan umum. Hal ini salah satunya dikarenakan masih banyaknya tenaga pengajar atau guru di Indonesia belum memahami pembelajaran terpadu itu sendiri. Oleh karena itu, disini kami ingin mengenalkan salah satu model pembelajaran terpadu yaitu “Immersed” atau dalam bahasa Indonesia berarti terbenam/celupan.

B.   Rumusan Masalah
1.    Apa pengertian pembelajaran terpadu tipe Immersed?
2.    Apa kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu tipe Immersed?
3.    Apa kegunaan pembelajaran terpadu tipe Immersed?
4.    Langkah – langkah apa saja yang harus dilakukan dalam pembelajaran terpadu tipe Immersed?
5.    Bagaimana contoh dan penerapan pembelajaran tipe immersed?

C.   Tujuan
1.    Untuk memahami makna pembelajaran terpadu tipe Immersed.
2.    Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan pembelajaran terpadu tipe Immersed.
3.    Untuk mengetahui kegunaan pembelajaran terpadu tipe Immersed.
4.    Untuk membuat atau menyusun langkah-langkah yang harus dilakukan dalam pembelajaran terpadu tipe Immersed.
5.    Untuk mengetahui contoh dan penerapan pembelajaran tipe immersed.




















BAB 2
PEMBAHASAN

A.   Pengertian Pembelajaran Immersed
Model pembelajaran Immersed adalah model pembelajaran terpadu yang berpusat untuk memadukan kebutuhan para siswa atau mahasiswa, dimana mereka akan melihat apa yang dipelajarinya dari minat dan pengalaman mereka sendiri.

B.   Karakteristik Pembelajaran Immersed
Pembelajaran terpadu tipe Immersed merupakan pembelajaran yang dirancang agar setiap individu dapat memadukan semua data dari beberapa bidang ilmu dan menghasilkan pemikiran sesuai bidang minatnya. Pembelajaran Immersed ini memerlukan kemampuan berpikir yang tinggi pada anak.
Tipe ini tidak mengharuskan sebuah perancangan yang rumit. Tipe ini dapat berlangsung secara otomatis karena proses perpaduan terjadi secara internal dalam diri pebelajar, akan tetapi sekali tipe ini dipakai, maka tim pengajar harus dapat memfasilitasi proses perpaduan dengan memperhitungkan materi pembelajaran yang luas, variasi materi pembelajaran, yang dipadukan dengan berbagai keterampilan, konsep, dan sikap kerja yang baik dari pebelajar Immersed (Fogarti, 1991; 86).
Menurut Suprayekti (2003; 69) arti harfiah dari kata Immersed adalah pencelupan atau pembenaman. Pada pembelajaran terpadu tipe ini, seluruh mata pelajaran merupakan bagian dari sudut pandang keahlian para siswa secara individu.
Para siswa menyaring sendiri seluruh konsep yang dipelajarinya menurut sudut pandang mereka sendiri dan meleburkan atau membenamkan diri mereka dalam pengalaman melalui kegiatan yang dijalaninya.
C.   Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Immersed
Dalam pembelajaran terpadu tipe Immersed tentunya juga memiliki kelebihan dan kekurangan. Berikut ini beberapa kelebihan dari pembelajaran terpadu tipe Immersed :
Kelebihan Model Immersed:
1.    Keterpaduan berlangsung di dalam pelajar itu sendiri.
2.    Guru dapat mengetahui pengalaman / pengetahuan yang dimiliki oleh siswa, sehingga menambah pengalaman bagi guru.
3.    Siswa dapat menggunakan pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki dengan memadukan sesuai dengan kebutuhan.

Kelemahan Model Immersed:
1.    Dapat mempersempit fokus pelajar tersebut.
2.    Guru tidak dapat menggunakan sumber/literatur yang lain, karena pada model immersed hanya menggunakan pengalaman yang di peroleh/dimiliki siswa.
3.    Siswa hanya terpaku pada pengalaman, pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
4.    Siswa tidak mengembangkan kemampuan yang dimiliki, karena hanya terpaku pada yang dimiliki.

D.   Kegunaan Pembelajaran Immersed
Model ini digunakan dengan menyaring dari seluruh isi kurikulum dengan menggunakan suatu cara pandang tertentu. Misalnya, seseorang memadukan semua data dari berbagai disiplin ilmu (mata pelajaran) kemudian menampilkannya melalui sesuatu yang diminatinya dalam suatu ide.
Deskripsi : Murid memadukan apa yang dipelajari dengan cara memandang seluruh pengajaran melalui perspektif bidang yang disukai ( area of interest ).
Model immersed digunakan tanpa ada perencanaan terlebih dahulu. Artinya model ini digunakan ketika dalam pembelajaran yang sedang berlangsung membutuhkan model pembelajaran yang memadukan kebutuhan para siswa/mahasiswa, berdasarkan pengalaman yang dimilikinya sendiri.

E.   Langkah-langkah Pembelajaran Immersed
Pada dasarnya langkah-langkah pembelajaran terpadu tipe immersed mengikuti tahap-tahap yang dilalui dalam setiap pembelajaran terpadu yang meliputi tiga tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (Prabowo 2006; 4).
Menurut Hadisubroto (2000; 2), dalam merancang pembelajaran terpadu setidaknya ada empat hal yang perlu diperhatikan sebagai berikut: (1) menentukan tujuan, (2) menentukan materi/media, (3) menyusun scenario KBM, dan (4) menentukan evaluasi. Secara rinci, tahap-tahap tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tahap perencanaan, terdiri dari :
1.    Tahap Pelaksanaan. Tahap ini meliputi skenario langkah-langkah pembelajaran. Menurut Samani (dalam Lutfiana, 2006; 32) tidak ada model pembelajaran tunggal yang cocok untuk suatu topik dalam pembelajaran terpadu.
2.    Tahap evaluasi. Tahap ini dapat berupa evaluasi proses pembelajaran dan evaluasi hasil pembelajaran. Tahap evaluasi sebagaimana termuat pada Depdiknas (dalam Lutfiana, 2006; 32) hendaknya memperhatikan prinsip evaluasi pembelajaran terpadu.
a.    Menentukan jenis mata pelajaran yang dipadukan.
b.    Memilih kajian materi, standar kompetensi, kompetensi dasar dan indikator. Langkah ini akan mengarahkan guru untuk menentukan sub-keterampilan dari masing-masing keterampilan dalam satu unit pelajaran.
c.    Menentukan sub-keterampilan yang dipadukan. Secara umum, keterampilan-keterampilan yang harus dikuasai meliputi keterampilan berpikir (thinking skill), keterampilan sosial (social skill), dan keterampilan mengorganisasi (organizing skill) yang masing-masing terdiri atas sub-sub keterampilan.
d.    Merumuskan indikator hasil belajar. Berdasarkan kompetensi dasar dan sub-keterampilan yang telah dipilih, dirumuskan indikator. Setiap indikator dirumuskan berdasarkan kaidah penulisan yang meliputi: audience, behaviour, condition, dan degree.
e.    Menentukan langkah-langkah pembelajaran. Langkah ini diperlukan sebagai strategi guru untuk memadukan setiap sub-keterampilan yang telah dipilih pada setiap langkah pembelajaran.
f.     Guru hendaknya jangan menjadi aktor tunggal yang mendominasi pembicaraan dalam proses pembelajaran.
g.    Pemberian tanggung jawab individu dan kelompok harus jelas dalam setiap tugas yang menuntut adanya kerja sama kelompok.
h.    Guru perlu mengakomodasi ide-ide yang terkadang sama sekali tidak terpikirkan dalam perencanaan.

F.    Contoh dan Penerapan Pembelajaran Model Immersed
Model immersed adalah model pembelajaran yang melibatkan beberapa mata pelajaran dalam satu proyek. Misalnya seorang mahasiswa yang memperdalam ilmu kedokteran maka selain Biologi, Kimia, Komputer, juga harus mempelajari fisika dan setiap mata pelajaran tersebut ada kesatuannya. Model ini dapat pula diterapkan pada siswa SD, SMP, maupun SMA dalam bentuk proyek di akhir semester. Model ini melatih kreatifitas berfikir siswa secara bertahap dari jenjang SD hingga SMA. Bagi siswa kelas 4 SD model ini dapat dilaksanakan pada hari HUT RI. Misalnya merancang sebuah pesawat terbang yang seimbang lalu dipamerkan.
Penerapan lainnya bagi kelas 5 SD misalnya pada materi pencemaran udara dapat dijelaskan pada materi pelajaran IPA, PKN, Bahasa Indonesia, dan Seni Rupa. Materi tersebut membahas tentang:
IPA                              : Pernafasan pada manusia
PKN                            : Peraturan Pemerintah
Bahasa Indonesi     : Menceritakan hasil pengamatan
Seni Rupa                 : Membuat poster sederhana
Pada mahasiswa geologi, selain mempelajari materi tentang geologi, mereka juga memerlukan pengetahuan lain diluar bidangnya seperti :
Matematika    : tekhnologi komputer, bagan / grafik data, aliran data dan
                                  interpretasi
IPA                  : mineral, gunung berapi, masalah lingkungan dan gempa bumi
Bahasa          : membuat pidato, membaca, menulis
IPS                 : hak asasi manusia, sungai dan implikasi hukum



BAB 3
PENUTUP

KESIMPULAN
Model pembelajaran Immersed adalah model pembelajaran terpadu yang berpusat untuk memadukan kebutuhan para siswa atau mahasiswa, dimana mereka akan melihat apa yang dipelajarinya dari minat dan pengalaman mereka sendiri. Model pembelajaran ini dapat diterapkan pada semua jenjang pendidikan tetapi pada umumnya digunakan di tingkat universitas.



DAFTAR PUSTAKA

http://rizkapratiwijaya.blogspot.com/2013/04/pembelajaran-terpadu-model-imersed.html
http://www.eurekapendidikan.com/2015/03/model-pembelajaran-tipe-immersed.html
http://byekons.blogspot.com/2010/06/model-pembelajaran-immersed.html


Pengembangan PKN di SD 
Dosen : Dr.c Dirgantara Wicaksono,CH,CHt,S,Pd,M,Pd,MM.

Selasa, 26 Mei 2015

Administrasi

A.    Pengertian Administrasi Pendidikan
Administrasi berasal dari kata Latin “ad” dan “ministro”. Ad mempunyai arti “kepada” dan “ministro” berarti “melayani”.Secara bebas dapat di artikan bahwa administrasi itu merupakan pelayanan atau pengabdian terhadap subjek tertentu.Secara garis besarnya pengertian itu antara lain adalah sebagai berikut :
1.      Mempunyai pengertian sama dengan manajemen.
2.      Menyuruh orang agar bekerja secara produktif
3.      Memanfaatkan manusia,material,uang,metode secara terpadu
4.      Mencapai suatu tujuan  melalui orang lain
5.      Fungsi eksekutif pemerintah
Admistrasi Adalah aktivitas-aktivitas untuk mencapai suatu tujuan.atau proses penyelenggaraan kerja untuk mencapai suatu tujuan,yang telah di tetapkan.Berdasarkan uraian di atas dapat dikemukakan bahwa pada dasarnya yang menjadi perhatian administrasi adalah tujuan.manusia,sumber dan juga waktu.
Berdasarkan asas legal pengertian pendidikan ini dapat dilihat dari ketetapan mejelis permusyawaratan rakyat republik Indonesia nomor II/MPR/1988 tentang Garis-garis Besar Haluan Negara, pendidikan di bataskan sebagai proses budaya untuk meningkatkan harkat dan martabat manusia. Dalam pendidikan terdapat dua jenis proses,yaitu proses pendidikan dan non pendidikan.
Dipandang secara sosialogis pendidikan adalah proses sengaja untuk meneruskan atau mentransmisi budaya orang dewasa kepada generasi yang lebih muda.Dari beberapa batasan di atas dapat disimpulkan bahwa Administrasi pendidikan adalah tindakan mengkoordinasikan perilaku manusia dalam pendidikan,agar sumber daya yang ada dapat di tata sebaik mungkin,sehingga tujuan pendidikan dapat tercapai secara produktip.

B.     Tujuan
Sesuai dengan yang di gariskan dalam GBHN tujuan pendidikan nasional adalah :
“Meningkatkan ketakwaan terhadap tuhan yang maha esa,kecerdasan ketrampilan,mempertinggi budi pekerti,memperkuat kepribadian,dan mempertebal semangat kebangsaan agar dapat menumbuhkan manusia-manusia pembangunanyang dapat membangun dirinya sendiri yang serta bersama-sama bertanggung jawab atas pembangunan bangsa”.
Secara singkat,Administrasi pendidikan di sekolah bertujuan menciptakan situasi yang memungkinkan anak mempunyai pengetahuan dasar yang kuat untuk melanjutkan pelajaran,mempunyai suatu kecakapan dan ketrampilan khusus untuk dapat hidup sendiri dan dalam masyarakat,serta mempunyai sikap hidupsebagai manusia pancasila dengan pengabdian untuk pembangunan masyarakat pancasila Indonesia.

C.     Ruang Lingkup
Bidang-bidang yang tercakup dalam administrasi pendidikan adalah sangat banyak dan luas,tetapi yang sangat penting dan perlu diketahui oleh para kepala sekolah dan guru-guru pada umumnya adalah sebagai berikut :
1.      Bidang tata usaha sekolah,ini meliputi :
1)        Organisasi dan stuktur pegawai tata usaha
2)        Anggaran belanja keuangan sekolah.
3)        Masalah kepegawaian dan personalia sekolah.
4)        Keuangan dan pembukuannya.
5)        Korespondensi/surat menyurat.
6)        Masalah pengangkatan, pemindahan, penempatan, laporan, pengisian buku induk, raport dan sebagainya.
2.      Bidang personalia murid yang meliputi antara lain:
1)      Organisasi murid
2)      Masalah kesehatan murid
3)      Masalah kesejahteraan murid
4)      Evaluasi kemajuan murid
5)      Bimbingan dan penyuluhan bagi murid
3.      Bidang personalia guru,meliputi antara lain:
1)      Pengangkatan dan penempatan tenaga guru
2)      Organisasi personel guru
3)      Masalah kepegawaian
4)      Masalah kondite dan evaluasi kemajuan guru
5)      Refresing dan up-grading guru-guru.
4.      Bidang pengawasan (superpisi),yang meliputi antara lain:
1)        Usaha membangkitkan semangat guru-guru dan pegawai tata usaha dalam menjalankan tugasnya masing-masing sebaik-baiknya
2)        Mengusahakan dan mengembangkan kerjasama yang baik antara guru, murid dan pegwai tata usaha sekolah.
3)        Mengusahakan dam membuat pedoman cara-cara menilai hasil-hasil pendidikan dan pengajaran.
4)        Usaha mepertinggi mutu dan pengalaman guru-guru pada umumnya.
5.      Bidang pelaksanaan  dan pembinaan kurikulum
1)      Berpedoman dan mengetrapkan apa yang tercantum dalam kurikulum sekolah yang bersangkutan, dalam usaha mencapai dasar-dasar dan tujuan pendidikan dan pengajaran.
2)      Melaksanakan organisasi kurikulum serta metode metodenya disesuaikan

D.    Fungsi-Fungsi Pokok Administrasi Pendidikan
Adapun  proses administrasipendidikan itu meliputi fungsi-fungsi perencanaan organisasi, kordinasi, komunikasi supervisi kepengawasan pembiayaan, dan evaluasi. Fungsi –fungsi tersebut adalah:
1.      Penerangan (planning)
Setiap program ataupun konsepsi memerlukan perencanaan terlebih dahulu sebelum dilaksanakan.Langkah-langkah dalam perencanaan meliputi hal-hal sebagai berikut:
1)      Menentukan dan merumuskan tujuan yang hendak di capai.
2)      Meneliti masalah-masalah atau pekerjaan yang akan dilakukan.
3)      Mengumpulkan data dan informasi-informasi yang di perlukan
4)      Menentukan tahap-tahap atau rangkaian tindakan
5)      Merumuskan bagaimana masalah-masalah itu akan di pecahkan dan bagaimana pekerjaan itu akan di selesaikan
2.      Pengorganisasian (organizing)
Pengorganisasian sebagai fungsi administrasi pendidikan menjadi tugas utama bagi para pemimpin pendidikan termasuk kepala sekolah.Dengan demikian  organisasi sebagai salah satu administrasi pendidikan dapat di simpulkan sebagai berikut: Organisasi ialah aktivitas-aktivitas menyusun dan membentuk hubungan-hubungan sehingga terwujudlah kesatuan usaha dalam mencapai maksud-maksud dan tujuan-tujuan pendidikan.
3.      Pengoordinasian (coordinating)
Adanya bermacam-macam tugas /pekerjaan yang dilakukan oleh banyak orang,memerlukan adanya koordinasi dari seseorang pemimpin.Jika kita simpulkan maka Kordinasi adalah aktivitas membawa orang-orang,mterial,pikiran-pikiran,tekni dan tujuan ke dalam hubungan yang harmonis dan produktif dalam mencapai suatu tujuan.
4.      Komunikasi
Menurut sifatnya komunikasi di bagi menjadi dua yaitu komunikasi bebas dan komunikasi terbatas.komunikasi bebas,setiap anggota dapat berkomunikasi dengan setiap anggota yang lain.sedangkan komunikasi terbatas setiap anggota hanya dapat berkomunikasi dengan dengan beberapa anggota tertentu saja.Jika kita simpulkan  komunikasi dalam setiap bentuknya adalah suatu proses yang hendak mempengaruhi sikap dan perbuatan orang-orang dalam stuktur organisasi.
5.      Supervisi
Fungsi supervise yang terpenting adalah:
1)        Menetukan kondisi-kondisi/syarat-syarat apakah yang di perlukan
2)        Memenuhi/mengusahakan syarat yang di perlukan itu.
Jadi supervisi sebagai fungsi administrasi pendidikan berarti aktivitas-aktivitas untuk menentukan kondisi kondisi/syarat-syarat yang esensial yang akan menjamin tercapainya tujuan-tujuan pendidikan.
6.      Kepegawaian (staffing)
Sebenarnya fungsi kepegawaian ini sudah dijalankan sejak penyusunan perencanaan pengoorganisasian.dipikirkan dan di usahakan agar untuk pesona-pesona yang mendudukijabatan jabatan tertentudi pilih dan diangkat orang-orang yang memiliki kecakapan dan kesanggupan sesuai dengan jabatan yang di pegangnya.
7.      Pembiayaan (budgeting)
Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam fungsi pembiayaan itu ialah:
1)      Perencanaan tentang berapa biaya yang di perlukan
2)      Dari mana dan bagaimana biaya itu dapat di peroleh/diusahakan
3)      Bagaimana penggunaanya
4)      Siapa yang melaksanakanya
5)      Bagaimana pembukuan dan pertanggungjawabannya.
6)      Bagaimana pengawasannya
8.      Penilaian(evaluating)

Evaluasi sebagai fungsi administrasi pendidikan adalah aktivita untuk meneliti dan mengetahui sampai dimana pelaksanaan yang dilakukan dalam proses keseluruhan organisasi mencapai hasil sesuai rencana atau program yang telah ditetapkan dalam rangka pencapaian tujuan pendidikan setiap kegiatan baik yang dilakukan oleh unsur pimpinan maupun oleh bawahan memerlukan adanya evaluasi.

Pengembangan PKN di SD 
Dosen : Dr.c Dirgantara Wicaksono,CH,CHt,S,Pd,M,Pd,MM.