Oleh :
Rika
Andaryani Sukirno
ABSTRAK
Keluarga merupakan tempat pertama
kali anak mengenal kehidupannya. Karena dalam keluarga, anak akan merasa
tentram dan nyaman untuk melangsungkan
kehidupannya. Orang tua memiliki tanggung jawab yang besar terhadap pembentukan
kepribadian dan pendidikan anak. Oleh
sebab itu, orang tua harus memiliki pengetahuan dan treatment cara mendidik
anak sehingga kelak, anak nya menjadi anak yang sukses dalam merahi cita -
citanya.
Orang tua pasti mendambakan anaknya
kelak menjadi anak yang pintar dalam pendidikan. Karena pendidikan akan menjadi
fondasi bagi anak kelak, terutama dalam menghadapi problematika kehidupan kelak.
Kata Kunci : Pendidikan anak, Peran orang tua
PENDAHULUAN
Keluarga merupakan tempat
pendidikan pertama yang bersifat alamiah, karena dalam lingkungan keluarga
seorang anak mulai mendapatkan pendidikan untuk yang pertama kalinya.
Dalam keluargalah anak dipersiapkan mengalami tingkatan-tingkatan
perkembangannya untuk memasuki dunia lainnya seperti dunia orang dewasa,
bahasa, adat istiadat dan kebudayaan.Disamping keluarga, masyarakatpun menjadi
tempat pendidikan yang pertama yang bersifat alamiah.
Keluarga merupakan pendidikan yang pertama
yang menyediakan kebutuhan biologis bagi anak dan sekaligus memberikan
pendidikannya, sehingga mengahsilkan pribadi-pribadi yang dapat hidup dalam
masyarakat sambil menerima dan mengolah serta mewariskan kebudayaannya.
Keluarga merupakan unit terkecil dalam
masyarakat yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang belum menikah. Di dalam
kehidupan masyarakat dimanapun mempunyai fungsi yang sangat penting di dalam
kelangsungan hidup bermasyarakat, didalam makalah ini akan dibahas tentang peranan
sebagai lingkungan pendidikan anak
Metode
Metode penulisan yang dipakai dalam
penulisan makalah ini dengan menggunakan study literature dari berbagai sumber
yang kemudian diuraikan dan dianalisis untuk mendapatkan suatu kesimpulan.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Peran Orang Tua dalam Pendidikan Anak
Orang tua harus memahami bahwa orang tua adalah sebagai
penanggung jawab utama dalam pendidikan anaknya. Berhasil tidaknya seorang anak
bisa dihubungkan dengan perkembangan pribadi orang tanya. Orang tua memiliki
tanggung jawab untuk mendidik, mengasuh dan membimbing anak-anaknya terutama
dalam hal pendidikan.
Pendidikan merupakan hal terbesar yang selalu diutamakan
oleh para orang tua. Saat ini masyarakat semakin menyadari pentingnya
memberikan pendidikan yang terbaik kepada anak-anak mereka sejak dini. Untuk
itu orang tua memegang peranan yang sangat penting dalam membimbing dan
mendampingi anak dalam kehidupan keseharian anak. Sudah merupakan kewajiban
para orang tua untuk menciptakan lingkungan yang kondusif sehingga dapat
memancing keluar potensi anak, kecerdasan dan rasa percaya diri. Dan tidak lupa
memahami tahap perkembangan anak serta kebutuhan pengembangan potensi
kecerdasan dari setiap tahap.
Ada banyak cara untuk memberikan pendidikan kepada anak
baik formal maupun non formal. Adapun pendidikan formal tidak sebatas dengan
memberikan pengetahuan dan keahlian kepada anak-anak mereka di
sekolah.Pendidikan formal adalah pendidikan bertingkat yang dilakukan atau dimulai dari SD sampai perguruan
tinggi.Pada pendidikam formal ini berorientasi akademis, umum, program
spesialisasi dan latihan secara profesional yang dilakukan secara terus
menerus. Pendidikan ini bersifat sistematis, dan berstruktur. Pendidikan formal ini biasanya
kita sebut dengan pendidikan persekolahan, berupa rangkaian jenjang pendidikan
dari mulai tingkat SD, SMP,SMA dan perguruan tinggi (PT). Pendidikan formal
diselenggarakan dengan memberikan keteladanan, membangun kemauan dan
mengembangkan kreatifitas siswa dalam proses pembelajaran.Melatih kemampuan,
menghafak, menganalisa, memecahkan masalah dan mengembangkan logika siswa maka
diharapkan anak memiliki kemampuan akademis yang baik. Orang tua harus
mendukung pendidikan anaknya mengarahkan
terutama pada pendidikan formal karena anak akan mengembangkan kemampuan
akademisnya. Bidang akademis siswa meliputi pengetahuan yang ada di pendidikan
formal kemampuan akademis ini akan mengarahkan ke IQ anak. Selain itu pendidikan non formal adalah
pendidikan yang dilakukan diluar sekolah. Orang tua biasanya menyarankan atau
menyuruh anaknya untuk belJr diluar sekolah karena pendidikan tidak didapat
hanya didalam sekolah saja tetapi dari luar sekolah juga dibutuhkan pengetahuan
dari anak. Biasanya pendidikan non formal ini di selenggarakanoleh masyarakat
yang memerlukan layanan pendidikan yang berfungsi sebagai pengantar , penambah
dan pelengkap pendidikan formal dalam rangka mendukung pendidikan anak. Pea
ndidikan non formal jugmenanamkan tata nilai yang serba luhur atau ahlak mulia,
norma-norma, cita-cita, tingkah laku dan aspirasi dengan bimbingan orang tua di
rumah.
Sekolah sebagai salah satu sarana pendidikan formal
memerlukan banyak hal yang mendukung yaitu antara lain kepentingan dan kualitas
yang baik dari kepala sekolah dan guru, peran aktif dinas pendidikan atau
pengawas sekolah, peran aktif orangtua dan peran aktif masyarakat sekitar
sekolah. Akan tetapi orang tua juga tidak dapat menyerahkan sepenuhnya
pendidikan anak kepada sekolah. Pendidikan anak dimulai dari pendidikan orang
tua di rumah dan orang tua yang mempunyai tanggung jawab utama terhadap masa
depan anak-anak mereka, sekolah hanya merupakan lembaga yang membantu proses
tersebut. Sehingga peran aktif dari orang tua sangat diperlukan bagi
keberhasilan anak-anak di sekolah.
Dalam sebuah keluarga yang sangat berperan langsung
terhadap kepribadian anak adalah ayah dan ibu (orang tua).Orang tua juga
memiliki kewajiban untuk mendidik anaknya agar anaknya dapat berkembang dan
tumbuh dengan kemampuan yang dimiliki tinggi. Semua orang tua pasti mempunyai
cara atau trik tersendiri untuk mengembangkan prestasi anaknya dan apa yang
akan dilakukan dalam mendidik anak-anaknya agar anaknya bisa berhasil.
Satu memahami makna mendidik. Sebagai orang tua harus
memahami apa makna mendidik sehingga tidak memiliki pengertian sendiri bahwa
mendidik adalah sebuah larangan dan memerintah anak. Tetapi harus dipahami
secara jelas bahwa mendidik adalah proses pemberian pengertian apa yang dialami
secara jelas agar anak dapat cepat memahami lingkungan sekitarnya, anak juga
akan mengembangkan dirinya secara bertanggung jawab.
Dalam proses pemberian pengertian dan pemaknaan ini dapat
melalui komunikasi dan tindakan atau teladan. Contoh jika ingin anak jujur maka orang tua dapat memberi keteladanan kepada
si anak akan hal yang baik dan menerangkan seperti apa jujur itu orang tua juga
menciptakan komunikasi dengan si anak penuh dengan keterbukaan satu sama lain
entah itu dengan ayah dan ibunya . Jika
orang tua apa bila kita mengedepankan
sikap memerintah , menasehati atau melarang maka langsung ataupun tidaknya akan berdampak pada sikap
anaknya yang otoriter dan mau menang sendiri tidak memikirkan hal-hal yang
berada disekitarnya.Anak akan meniru gaya orang tuanya berbicara dan melakukan
sesuatu dalam kehidupannya sehari-hari.
Contohnya jika anak dibesarkan dengan kasih sayang dan
persahabatan, maka ia akan menemukan cinta
dalam kehidupannya dan jika anak dibesarkan dengan celaan maka ia akan
belajar untuk memaki orang disekitarnya termasuk orang tuanya sendiri. Ada
hubungannya antara orang tua mendidik anak dengan apa yang akan diperbuat
anaknya tersebut. Ibaratnya seperti apa orang tua itu tabur ke dalam kehidupan
anak itulah yang akan didapat dikemudian hari.
Peran orang tua dalam mendidik anaknya tidak akan
tergantikan oleh siapapun misalnya dari lembaga – lembaga sekolah, lingkungan
masyarakat. Karena bagaimanapun tanggung jawab mendidik anak ataupun membina
anaknya terdapat pada puncak orangtua yang dapat berperan aktif dari anak itu
masih didalam kandungan hingga anak itu tumbuh dewasa.
Dua menjaga keharmonisan dalam keluarga. Ayah dan Ibu
yang kita tahu sering bertengkar dan berselisih dalam hal perbedaan pendapat
bahkan melakukan kekerasan di depan anak – anak, sehingga anak- anak mencontoh
dengan bertindak tidak menghargai teman sebayanya atau melakukan kekerasan pada
temannya. Seharusnya orang tua jika mempunyai perselisihan pendapat boleh –
boleh saja akan tetapi jangan melakukan tindakan kriminal seperti kekerasan
karena anak-anak yang masih kecil akan mencontoh perbuatan orang tuanya yang
tidak sewajarnya. Anak akan melakukan perbuatan anaknya itu keteman terdekatnya
bisa teman bermain ataupun teman sekolahnya.
Demikian beberapa hal yang mestinya di perhatian oleh
para orang tua anak dalam mendidik anak-anaknya. Hal tersebut dapat ditambah
dengan hal lain yang orang tua harus “bagaimana menciptakan dan membangun
komunikasi yang efektif terhadap anak atau orang tuanya sendiri”. Karena hal
ini akan secara langsung menjaga dan memelihara kedekatan secara emosional dengan anaknya sehingga
dapat mencegah perilaku menyimpang dari anak. Orang tua akan mengetahui secara langsung
perkembangan anaknya dari hal yang negatif dan positif. Hal negatifnya akan
diasah terus dan diperbaiki secara menyeluruh yang akan diterapan kedalam
kehidupan anak itu seperti dilatih untuk jujur, disiplin jangan diajarkan
sekali-sekali berbohong karena anak akan mengalami ketagihan untuk melakukan
tidakan atau perbuatan yang buruk. Jadi orang tua harus berperan aktif terhadap
tumbuh kembangr anak tersebut tidak melakukan perilaku yang menyimpang. Dalam
komunikasi juga perlu ditanamkan sikap optimisme pada anak, mengembangkan sikap
keterbukaan pada anak dan perlu mengajarkan tata krama(unggah unggoh) pada
anak. Di dalam berkomunikasi orang tua harus menanamkan otimisme bahwa anak itu
bisa melakukan perbuatan itu. Anak tidak boleh mengeluh bahwa anak tersebut
tidak bisa. Jika anak itu sudah berbicara seperti itu maka orang tua harus
benar- benar meyakinkan kedalam diri anak itu bahwa anak itu bisa (nak kamu itu
bisa jangan gampang menyerah sebelum kamu mencobanya). Orang tua juga harus
mengembangkan sikap keterbukaanya pada anak itu terutama seperti sopan santun.
Anak harus seperti apa jika bertemu dengan orang yang lebih tua dari anak itu,
anak akan seperti apa jika anak bertemu dengan kakaknya , anak akan seperti apa
jika anak tersebut bertemu dengan teman sebayanya, dan anak tersebut akan
seperti apa jika bertemu dengan adiknya sendiri. Pasti orang tua akan
menjelaskan dan menerangkan bagaimana ia harus menyapa atau menegur seseorang.
Seumpama anak bertemu orang tua anak harus tunduk dan hormat terhadap orang
(jika orang jawa menggunakan bahasa krama inggil dan krama alus biasanya
dilakukan dengan orang yang lebih tua, ngoko biasanya digunakan dengan teman
sebayanya atau juga bisa digunakan berbicara dengan adiknya).
Tiga Hindari sikap otoriter , acuh tak acuh, memanjakan,
dan khawatir. Seorang anak akan dapat
mandiri apabila anak punya ruang dan waktu untuk berkreasi sesuai dengan
kemampuan dan rasa percaya diri yang dimilikinya. Kemampuannya seperti melukis
tidak dikembangkan dan diasah lagi kemampuan itu tidak akan berkembang
kreasi-kreasi yang dimiliki juga tidak akan bertambah dan sebaliknya jika
kemampuan itu dikembangkan terus mengikuti lomba-lomba kemampuannya akan
semakin bertambah digali terus kemampuan itu akan mendapatkan pengalaman baru
dan kemapuan pun akan selalu bertambah. Ini harus menjadi perhatian bersama
karena hal tersebut dapat muncul dari sikap orang tuanya sendiri yang sadar
atau tidak sadar ditampakkan pada saat interaksi terjadi antara ayah dan ibu
dengan anaknya. Sehingga akan termotivasi untuk mengaktualisasikan potensi yang
ada pada dirinya tanpa adanya tekanan atau ketekutan.
Orang tua juga jangan terlalu memanjakan anaknya karena
anak akan mengalami ketagihan, jika anak tersebut minta sesuatu harus dituruti
jika tidak pasti anak itu akan marah dengan orang tua atau berguling-guling
didepan orang banyak. Dalam hal apapun orang tua harus selalu menyemangati anak
karena disitulah anak akan merasa bahagia dan semangat, misalnya hal – hal yang
positif tetapi jika anak itu akan melakukan kegiatan yang kurang pas dengan
kehidupan sehari – hari maka orang tua tidak perlu khawatir orang tua cukup
mengarahkan anak itu mau kearah mana anak itu akan melangkah.
Keempat, dengan
mengontrol waktu belajar dan cara belajar anak. Anak-anak diajarkan untuk
belajar secara rutin, tidak hanya belajar saat mendapat pekerjaan rumah dari
sekolah atau akan menghadapi ulangan. Setiap hari anak-anak diajarkan untuk
mengulang pelajaran yang diberikan oleh guru pada hari itu. Dan diberikan
pengertian kapan anak-anak mempunyai waktu untuk bermain.
Pada banyak
kasus, orang tua sering memaksakan kehendak mereka terhadap anak-anak mereka tanpa
mengindahkan pikiran dan suara hati anak. Orang tua merasa paling tahu apa yang
terbaik untuk anak-anak mereka. Hal ini sering dilakukan oleh orang tua yang
berusaha mewujudkan impian mereka, yang tidak dapat mereka raih saat mereka
masih muda, melalui anak mereka. Kejadian seperti ini tidak seharusnya terjadi
jika orang tua menyadari potensi dan bakat yang dimiliki oleh anak mereka.
Serta memberikan dukungan moril dan sarana untuk membantu anak mereka
mengembangkan potensi dan bakat yang ada.
Kesalahan-kesalahan
yang dilakukan oleh orang tua dan harus dihindari dalam mendidik anak mereka,
antara lain menumbuhkan rasa takut dan minder pada anak, mendidik anak menjadi
sombong terhadap orang lain, membiasakan anak hidup berfoya-foya, selalu
memenuhi permintaan anak, terutama ketika anak sedang menangis, terlalu keras
dan kaku dalam menghadapi anak, terlalu pelit terhadap anak (melebihi batas
kewajaran), tidak mengasihi dan menyayangi mereka sehingga mereka mencari kasih
sayang di luar rumah, orang tua hanya memperhatikan kebutuhan jasmaninya saja,
orang tua terlalu berprasangka baik kepada anak-anak mereka.
Untuk itu sudah
menjadi kewajiban orang tua untuk juga belajar dan terus menerus mencari ilmu,
terutama yang berkaitan dengan pendidikan anak. Agar terhindar dari kesalahan
dalam mendidik anak yang dapat berakibat buruk bagi masa depan anak-anak. Orang
tua harus lebih memperhatikan anak-anak mereka, melihat potensi dan bakat yang
ada di diri anak-anak mereka, memberikan sarana dan prasarana untuk mendukung
proses pembelajaran mereka di sekolah. Para orang tua diharapkan dapat
melakukan semua itu dengan niat yang tulus untuk menciptakan generasi yang
mempunyai moral yang luhur dan wawasan yang tinggi serta semangat pantang
menyerah
Kelima,Hindari mengancam, membujuk atau menjanjikan
hadiah. Dalam mendidik anak jangan memakai cara membujuk dengan menjanjikan
hadiah karena hal ini akan melahirkan ketergantungan anak terhadapsesuatu hal
baru dia melakuka sesuatu. Hal ini akan mematikan motivasi, kreatifitas, insiatif dan pengertian serta kemandirian
mereka terhadap hal-hal yang harus dia kerjakan. Contoh : menjanjikan hadiah
kalau nilai sekolahnya baik, atau mengancam tidak memberi
hadiah bila nilainya rendah.
Keenam, Memahami bahasa non verbal. Memarahi
anak yang melakukan kesalahan adalah sesuatu yang tidak efektif melainkan kita harus mendalami apa penyebab anak
melakukan kesalahan dan memahami perasaan si anak. Oleh karena itu
perlu dikembangkan bahasa non verbal
sebagai suatu upaya efektif untuk memahami masalah dan perasaan si anak. Bahasa non verbal adalah dengan memberi
sentuhan, pelukan,menatap, memberi senyuman manis atau meletakkan tangan di
bahu untuk menenangkan si anak, sehingga si anak merasa nyaman untuk mengungkapkan apa yang dipikirkan atau
perasaannya.
Ketujuh, Membantu anak memecahkan persoalan secara bersama. Pada kondisi tertentu dibutuhkan keterlibatan kita sebagai orang tua untuk memecahkan
masalah yang dihadapi si anak. Dalam hal membantu anak memecahkan persoalan anak, kita harus melakukannya dengan tetap menjunjung tinggi
kemandiriannya.
Demikian beberapa hal yang mestinya dijadi perhatian oleh
para orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Diakui bahwa hal tersebut di
atas dapat ditambahkan dengan hal lain yang positif agar menjadi
perbendaharaan pengetahuan dalam mendidik, namun yang terutama dari
semua itu adalah orang tua harus “bagaimana
menciptakan dan membangun komunikasi yang efektif”dengan anak. Karena hal ini
akan secara langsung menjaga dan memelihara kedekatan secara
emosional dengan anaknya sehingga dapat mencegah perilaku menyimpang dari si anak. Dalam komunikasi juga perlu
ditanamkan sikap optimisme pada anak,
mengembangkan sikap keterbukaan pada anak dan perlu mengajarkan tata krama pada anak.
Dari uraian diatas dapat disimpulkan
bahwa fungsi keluarga adalah memelihara, merawat melindungi anak-anak dalam
proses sosialisasinya agar mereka mamppu mengendalikan diri dan berjiwa sosial.
Hubungan antara anggota keluarga dijiwai suasana afeksi, atau kasihsayang dan
rasa tanggung jawab.
KESIMPULAN
Jadi
pada dasarnya, pendidik itu tidak hanya terpaku di bangku sekolah saja. Akan tetapi
pendidikan juga bisa dilaksanakan dalam lingkungan keluarga, yang dijalankan
oleh orang tua itu sendiri. Dengan memberikan perhatian yang cukup,
pembelajaran yang dilandaskan dengan kasih saying. Karena dengan cinta dan kasih
sayang, maka dorongan seorang anak akan lebih besar dalam rangka mencapai
hasil.
SARAN
Hendaknya orang tua menjauhi nilai-nilai
kekerasan fisik dalam mengajarkan anak-anaknya. Guna menghindari hal-hal yang
memungkinkan hilangnya minat seorang anak dalam menuai ilmu yang pada akhirnya
tidak mampu meningkatkan mutu pendidikan anak, akan tetapi malah sebaliknya.
Orang tua hendaknya memberi perhatian yang lebih pada anaknya, senantiasa
memotivasi dikala anaknya mendapatkan hambatan dalam belajar, bisa menjadi
teman dikala seorang anak memerlukannya, dan menjadi guru yang baik baginya,
untuk menopang mutu pendidikan anak itu sendiri.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmad,
A. 2003. Ilmu Sosial Dasar. Jakarta: Rineka Cipta
Ali,
Z. 2006. Pengantar Keprawatan Keluarga. Jakarta.EGC
Pengembangan PKN di Sekolah Dasar
Dosen : Dirgantara Wicaksono,M.Pd
Tidak ada komentar:
Posting Komentar